19 Juli 2008

Art is a story. Check it out

Den den den , ini dia karya kedua gue. Check it out.



1 April

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30, namun Ilham masih menunggu di depan kamar Amel, sang kekasih. Amel! Buruan, kita udah mau ketinggalan train nih,seru Ilham. Iya, jawab Amel.
Tak lama setelah itu, Amel keluar dengan pakaian sekolah warna ungu bertulisan Wesley.
Ya, mereka berdua adalah siswa Wesley High School. “Yuuk, buruan,” kata Ilham. Ilham langsung menggaet tangan Amel dan langsung berlari menuju Melbourne Central Station.
Saat di Melbourne Central, Amel bertanya kepada Ilham. Ilham, kamu tau gak sekarang tanggal berapa?, tanya Amel. Tanggal 1 April, emang kenapa?jawab Ilham. Nggak pa pa kata Amel.
Setelah Ilham dan Amel validate tiket mereka, mereka langsung berlari turun ke bawah tempat kereta. Dan untung saja mereka tidak tertinggal kereta jurusan Glen Waverly. “Fiuh, untung kita nggak ketinggalan kereta”kata Ilham. Amel hanya diam saja, tidak berkata apa-apa.
Selama di kereta, Amel dan Ilham tidak berbicara apa-apa, hanya mendengarkan musik tapi sambil berpegangan tangan.
Setelah sampai di Syndal Station, mereka turun dan keluar stasiun namun masih berpegangan tangan.
Setelah sampai di sekolah, mereka langsung masuk kelas dan belajar di tempat duduk masing-masing karena hari itu ada science exam. “Tumben lo belajar Ham, biasanya sekarang main Basket”kata David. “Kemaren gue nggak sempet belajar, kemaren gue jalan sih”jawab Ilham. “Ma Amel pasti.”terka David. Ilham hanya diam namun tersenyum mendengar perkataan David.
Bel berbunyi tanda untuk duduk ditempat masing-masing.“Selamat pagi pak”kata murid-murid kelas 8.2, kelas Ilham dan Amel. “Selamat pagi anak-anak”kata Mr.James, guru science. “Hari ini seperti yang telah bapak sampaikan, akan ada exam untuk bab 17 dan 18. Letakkan buku di tas kalian, dan hanya ada alat tulis dimeja kalian.”kata Mr.James.
Setelah mereka meletakkan buku di tas, Mr James membagikan lembar jawaban dan soal kepada mereka. Hanya Ilham dan Amel yang lancar mengerjakan soal tanpa menggaruk kepala, seperti murid yang lain. Dalam waktu 45 menit, Ilham dan Amel sudah menyelesaikan 20 soal essay dan keluar ruangan bersama.
“Soalnya susah nggak?”tanya Ilham. “Nggak juga’’jawab Amel dingin. “Kamu kenapa sih Mel?”tanya Ilham. “Aku nggak pa pa kok. Makan yuk? Laper nih.”jawab Amel.
Amel segera menggaet tangan Ilham dan berjalan berdua menuju kantin. Setelah Amel membeli sandwich, dia langsung memakannya. “Kamu nggak makan?”tanya Amel. “Nanti aja, aku masih kenyang. Kamu sih nggak sempet sarapan”jawab Ilham. Amel hanya diam dan melanjutkan makan sementara Ilham belajar matematika.
Setelah Amel selesai makan, Ilham menggaet tangan Amel untuk segera ke kelas karena sudah waktunya untuk pergantian pelajaran.
Selama pelajaran matematika, Ilham tidak konsentrasi karena ia sibuk berpikir. “Amel kenapa ya? Nggak biasanya dia diem begitu. Pasti dia marah ma gue”pikir Ilham. Sementara Amel hanya mendengarkan guru bicara tanpa memerhatikan Ilham yang ada disebelahnya.
Setelah pemberian materi, saatnya untuk exercise. Untungnya, meski Ilham tidak mendengarkan guru, ia dapat mengerti apa yang dijelaskan tadi.
Setelah pelajaran matematika selesai, saatnya istirahat. “Amel, nanti aku mau ngomong ma kamu sebentar ya?”kata Ilham. “Kamu mau ngomong apa?.”tanya Amel. “Nanti kamu juga tau”kata Ilham.
Amel hanya diam saja tidak berkata apa-apa lagi. Ilham pun pergi meninggalkan Amel dan temannya untuk bermain basket. Amel pun bingung dengan apa yang dikatakan Ilham barusan. “Ciiieeee, Amel. Sang kekasih mau ngomong tuh ma lo.”kata Jeanne. “Paling ngomong besok mau jalan. Tapi Ilham kok lupa hari ini ulang tahun gue ya?”tanya Amel. “Mana gue tau. Dia mau ngasi surprise kali ke lo”jawab Jeanne. Amel hanya diam dan memahami perkataan Jeanne.
“Ilham, kamu mau ngomong apa sih?”tanya Amel. “Ada lah, kamu nanti kok. Ya? Kamu tenang aja.”kata Ilham sambil memegang bahu Amel. Amel hanya tersenyum mendengar perkataan Ilham. “Nah, gitu dong. Itu yang aku suka dari kamu.”kata Ilham. Mereka pun masuk kelas berdua. “Suit suit” seru murid kelas 8.2 bersamaan. Mereka pun duduk ditempat masing-masing untuk menunggu guru datang.

Sore harinya

Ilham masih didepan toilet menunggu Amel keluar dari toilet. Padahal sudah 30 menit Amel ditoilet.
Tidak lama kemudian, Amel keluar. “Yuuk”kata Ilham.
Merekapun bergandeng tangan menuju stasiun. Mereka melepaskan gandengan tangan saat mereka masuk kereta untuk mengeluarkan iPod masing-masing.
Setelah itu, mereka hanya diam dan mendengarkan lagu. “Apa sekarang aja ya gue ngasi buku itu dan ngucapin selamat ultah?”.
Setelah turun di Melbourne Central Station, Ilham berkata “Amel, selamat ulang tahun ya”. PLAK! Suara pipi ditampar terdengar keras. Ya, Amel menampar Ilham dan lari meninggalkan Ilham. “Sudah kuduga”gumam Ilham.
Ilham berlari mengejar Amel sampai keluar Melbourne Central. Saat Amel menyeberang jalan, ia tidak melihat ada mobil melaju kencang kearahnya. “AMEL! AWAS!”teriak Ilham sebelum berlari kearah Amel. “KYAAAA”teriak Amel.
BRUUAAAKK! Terdengar suara orang ditabrak mobil. Namun, bukan Amel yang ditabrak, tapi Ilham karena Ilham mendorong Amel. Ilham jatuh dan terguling-guling dengan kepala dan tangan yang berdarah. “ILHAAAM!”kata Amel. Amel berlari kearah Ilham dan duduk untuk melihat keadaan Ilham. “Ilham! Kamu nggak pa pa?”tanya Amel. “Uhuk’’. Tiba-tiba Ilham batuk darah.
“Amel…Aku…”kata Ilham. “Sudah, kamu jangan ngomong lagi, sebentar lagi ambulans datang.”. “Amel, kamu harus…dengarkan…aku. Ambil tasku…bukalah.” Kata Ilham.
Amel membuka tas Ilham dan melihat ada buku yang berjudul “ Play Basket in 10 days”. “Ilham,inii”kata Amel. “Itu buku…yang…kau perlu, kan? Ambil…buku…itu. Anggap…itu adalah…hadiah…ultahmu.”kata Ilham dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk bicara. “Aku…tidak akan…pernah lupa…ulang…tahunmu. Aku…minta maaf…ya?”kata Ilham. “Iya, aku udah maafin kamu kok. Kamu tidak usah bicara lagi.”jawab Amel. “Amel, kamu..jaga diri…baik-baik…ya? Meski…aku sudah…tidak…ada…didunia ini, aku akan…selalu…disampingmu. Selamat…tinggal.”kata Ilham untuk yang terakhir kalinya. “Ilham!”kata Amel. Percuma, Ilham sudah pergi untuk selama-lamanya.
“ILHAAAAAAAAMM!! JANGAN TINGGALKAN AKU!”kata Amel.
Hujan pun turun secara tiba-tiba seolah menangis atas kematian Ilham.

Esok Harinya

Di Blackburn Cemetery, terdapat nisan bertuliskan M. Aulia Ilham dan Amelia Wulandari yang terletak bersebelahan. Ya, Amel meninggal karena kanker otak yang semakin parah. Amel meninggal tanggal 1 April, 2 jam setelah kematian Ilham. Sungguh kisah cinta yang berakhir tragis, kematian dari masing-masing insan dihari yang sama.

Tidak ada komentar: